Biografi R.A Kartini

Raden Ajeng Kartini lahir pada 21 April tahun 1879 di kota Jepara, Jawa Tengah. Ia anak salah seorang bangsawan yang masih sangat taat pada adat istiadat. Setelah lulus dari Sekolah Dasar ia tidak diperbolehkan melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi oleh orangtuanya. Ia dipingit sambil menunggu waktu untuk dinikahkan. Kartini kecil sangat sedih dengan hal tersebut, ia ingin menentang tapi tak berani karena takut dianggap anak durhaka. Untuk menghilangkan kesedihannya, ia mengumpulkan buku-buku pelajaran dan buku ilmu pengetahuan lainnya yang kemudian dibacanya di taman rumah dengan ditemani Simbok (pembantunya).

Akhirnya membaca menjadi kegemarannya, tiada hari tanpa membaca. Semua buku, termasuk surat kabar dibacanya. Kalau ada kesulitan dalam memahami buku-buku dan surat kabar yang dibacanya, ia selalu menanyakan kepada Bapaknya. Melalui buku inilah, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir wanita Eropa (Belanda, yang waktu itu masih menjajah Indonesia). Timbul keinginannya untuk memajukan wanita Indonesia. Wanita tidak hanya didapur tetapi juga harus mempunyai ilmu. Ia memulai dengan mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajarkan tulis menulis dan ilmu pengetahuan lainnya. Ditengah kesibukannya ia tidak berhenti membaca dan juga menulis surat dengan teman-temannya yang berada di negeri Belanda. Tak berapa lama ia menulis surat pada Mr.J.H Abendanon. Ia memohon diberikan beasiswa untuk belajar di negeri Belanda.

Beasiswa yang didapatkannya tidak sempat dimanfaatkan Kartini karena ia dinikahkan oleh orang tuanya dengan Raden Adipati Joyodiningrat. Setelah menikah ia ikut suaminya ke daerah Rembang. Suaminya mengerti keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka. Ketenarannya tidak membuat Kartini menjadi sombong, ia tetap santun, menghormati keluarga dan siapa saja, tidak membedakan antara yang miskin dan kaya.

Anak pertama dan sekaligus terakhirnya, Soesalit Djojoadhiningrat, lahir pada tanggal 13 September 1904. Beberapa hari kemudian, 17 September 1904, Kartini meninggal pada usia 25 tahun. Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.. Berkat kegigihannya Kartini, kemudian didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912, dan kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah “Sekolah Kartini”. Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis. Setelah Kartini wafat, Mr.J.H Abendanon memngumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada para teman-temannya di Eropa. Buku itu diberi judul “DOOR DUISTERNIS TOT LICHT” yang artinya “Habis Gelap Terbitlah Terang”.

Saat ini mudah-mudahan di Indonesia akan terlahir kembali Kartini-kartini lain yang mau berjuang demi kepentingan orang banyak. Di era Kartini, akhir abad 19 sampai awal abad 20, wanita-wanita negeri ini belum memperoleh kebebasan dalam berbagai hal. Mereka belum diijinkan untuk memperoleh pendidikan yang

tinggi seperti pria bahkan belum diijinkan menentukan jodoh/suami sendiri, dan lain sebagainya.

Kartini yang merasa tidak bebas menentukan pilihan bahkan merasa tidak mempunyai pilihan sama sekali karena dilahirkan sebagai seorang wanita, juga selalu diperlakukan beda dengan saudara maupun teman-temannya yang pria, serta perasaan iri dengan kebebasan wanita-wanita Belanda, akhirnya menumbuhkan keinginan dan tekad di hatinya untuk mengubah kebiasan kurang baik itu. Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964, yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini. Belakangan ini, penetapan tanggal kelahiran Kartini sebagai hari besar agak diperdebatkan. Dengan berbagai argumentasi, masing-masing pihak memberikan pendapat masing-masing. Masyarakat yang tidak begitu menyetujui, ada yang hanya tidak merayakan Hari Kartini namun merayakannya sekaligus dengan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember.

Alasan mereka adalah agar tidak pilih kasih dengan pahlawan-pahlawan wanita Indonesia lainnya. Namun yang lebih ekstrim mengatakan, masih ada pahlawan wanita lain yang lebih hebat daripada RA Kartini. Menurut mereka, wilayah perjuangan Kartini itu hanyalah di Jepara dan Rembang saja, Kartini juga tidak pernah memanggul senjata melawan penjajah. Dan berbagai alasan lainnya. Sedangkan mereka yang pro malah mengatakan Kartini tidak hanya seorang tokoh emansipasi wanita yang mengangkat derajat kaum wanita Indonesia saja melainkan adalah tokoh nasional artinya, dengan ide dan gagasan pembaruannya tersebut dia telah berjuang untuk kepentingan bangsanya. Cara pikirnya sudah dalam skop nasional. Sekalipun Sumpah Pemuda belum dicetuskan waktu itu, tapi pikiran-pikirannya tidak terbatas pada daerah kelahiranya atau tanah Jawa saja. Kartini sudah mencapai kedewasaan berpikir nasional sehingga nasionalismenya sudah seperti yang dicetuskan oleh Sumpah Pemuda 1928.

Terlepas dari pro kontra tersebut, dalam sejarah bangsa ini kita banyak mengenal nama-nama pahlawan wanita kita seperti Cut Nya’ Dhien, Cut Mutiah, Nyi. Ageng Serang, Dewi Sartika, Nyi Ahmad Dahlan, Ny. Walandouw Maramis, Christina Martha Tiahohu, dan lainnya. Mereka berjuang di daerah, pada waktu, dan dengan cara yang berbeda. Ada yang berjuang di Aceh, Jawa, Maluku, Menado dan lainnya. Ada yang berjuang pada zaman penjajahan Belanda, pada zaman penjajahan Jepang, atau setelah kemerdekaan. Ada yang berjuang dengan mengangkat senjata, ada yang melalui pendidikan, ada yang melalui organisasi maupun cara lainnya. Mereka semua adalah pejuang-pejuang bangsa, pahlawan-pahlawan bangsa yang patut kita hormati dan teladani.

Raden Ajeng Kartini sendiri adalah pahlawan yang mengambil tempat tersendiri di hati kita dengan segala cita-cita, tekad, dan perbuatannya. Ide-ide besarnya telah mampu menggerakkan dan mengilhami perjuangan kaumnya dari kebodohan yang tidak disadari pada masa lalu. Dengan keberanian dan pengorbanan yang tulus, dia mampu menggugah kaumnya dari belenggu diskriminasi. Bagi wanita sendiri, dengan upaya awalnya itu kini kaum wanita di negeri ini telah menikmati apa yang disebut persamaan hak tersebut. Perjuangan memang belum berakhir, di era globalisasi ini masih banyak dirasakan penindasan dan perlakuan tidak adil terhadap perempuan.

SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

 

Saluran pencernaan terdiri dari mulut (oris), tekak (faring), kerongkongan (esofagus), lambung (ventrikulus), usus dua belas jari (duodenum), usus tengah (jejunum), usus halus (ileum), usus kasar (intestinum crasum), dan muara pelepasan (anus).

1. Saluran Pencernaanan

a. Mulut

Di dalam mulut terdapat gigi, lidah, dan kelenjar ludah. Gigi terbentuk dari tulang gigi (dentin) yang terdiri dari mahkota gigi, leher, dan akar gigi. Gigi manusia terdiri dari tiga jenis, yaitu : gigi seri (memotong makanan), gigi taring (mengoyak makanan), dan gigi geraham (mengunyah makanan).

Di mulut terjadi pencernaan secara kimia dan mekanik. Pencernaan mekanik, yaitu pencernaan yang melibatkan alat dalam mencerna makanan. Pencernaan kimia merupakan pencernaan yang melinbatkan enzim pencernaan.

Di mulut pencernaan dibantu oleh enzim ptialin yang berfungsi memecah amilum menjadi gula maltosa. Pencernaan mekanik dilakukan oleh gigi dan lidah.

b. Lambung

Getah lambung mengandung asam klorida (HCl), enzim pepsin dan renin. HCl berfungsi mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin dan membunuh bakteri yang merugikan. Enzim pepsin berfungsi mengubah protein menjadi pepton, sedangkan renin mengendapkan protein susu (kasein).

c. Usus

Ada 3 bagian, yaitu: usus 12 jari (duodenum), usus tengah (jejunum), dan usus halus  (ileum). Terdapat enzim disakarase, lipase, dan erepsin. Enzim disakarase berfungsi mengubah disakarida menjadi monosakarida, sedangkan erepsin dan tripsin memecah pepton menjadi asam amino. Enzim tripsin, amilase, dan lipase dihasilkan oleh pankreas.

d. Usus Besar

Bahan makanan yang telah mengalami pencernaan dan penyerapan di usus halus masuk ke dalam usus besar. Usus besar terdiri dari usus buntu (appendix), bagian yang menaik (ascending colon), bagian mendatar (tranverse colon), bagian yang menurun (descending colon), dan anus. Usus besar berfungsi untuk mengatur kadar air pada sisa makanan. Di dalam usus besar terdapat bakteri Escherichia coli yang membantu pembusukan.

2. Kelainan dan Penyakit pada Sistem Pencernaan

  1. Parotitis (penyakit gondong), disebabkan oleh virus yang menyerang kelenjar ludah di bagian bawah telinga, akibatnya kelenjar ludah membengkak.
  2. Xerostomia, mulut kering karena rendahnya produksi air liur.
  3. Tukak lambung/maag, luka pada dinding lambung bagian dalam.
  4. Apendikstis, biasa disebut usus buntu.
  5. Diare.
  6. Konstipasi, disebut juga sembelit.

 

 

Contoh laporan study tour Yogyakarta

NAMA      : DEWI YUNIARSIH

KELAS      : 81

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan LAPORAN STUDY TOUR JOGJAKARTA yang disusun untuk memenuhi salah satu Program Sekolah.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT. Senantiasa meridhoi segala usaha kami. Amin.

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………………………

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………………………..

            BAB I Candi Prambanan………………………………………………………………………………..

            BAB II Keraton …………………………………………………………………………………………….

            BAB III Taman Pintar ……………………………………………………………………………………

            BAB IV Malioboro ………………………………………………………………………………………..

            BAB V Candi Borobudur ……………………………………………………………………………….

            BAB VI Museum Dirgantara …………………………………………………………………………..

            Kesimpulan ………………………………………………………………………………………………..

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

               

BAB I

Candi Prambanan

Candi Prambanan adalah tempat pertama yang kami kunjungi, sekitar pukul 08.30 kami sampai di Candi Prambanan. Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Ketiga Candi itu menghadap ke timur. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Selain itu, masih terdapat 2 candi apit, 4 candi kelir, dan 4 candi sudut. Sementara, halaman kedua memiliki 224 candi. Memasuki candi Siwa yang terletak di tengah dan bangunannya paling tinggi, ada 4 buah ruangan. Satu ruangan utama berisi arca Siwa, sementara 3 ruangan yang lain masing-masing berisi arca Durga (istri Siwa), Agastya (guru Siwa), dan Ganesha (putra Siwa). Arca Durga itulah yang disebut-sebut sebagai arca Roro Jonggrang. Di Candi Wisnu yang terletak disebelah utara candi Siwa, anda hanya menjumpai satu ruangan yang berisi arca Wisnu. Demikian juga Candi Brahma yang terletak disebelah selatan candi Siwa, anda juga hanya akan menemukan satu ruangan berisi arca Brahma.

BAB II

keraton Yogyakarta

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta merupakan istana resmi Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang kini berlokasi di kota Yogyakarta. Walaupun kesultanan tersebut secara resmi telah menjadi bagian Republik Indonesia pada tahun 1950, kompleks bangunan keraton ini masih berfungsi sebagai tempat tinggal sultan dan rumah tangga istananya yang masih menjalankan tradisi kesultanan hingga saat ini. Keraton ini juga juga merupakan salah satu objek wisatabdi Kota Yogyakarta. Sebagian kompleks keraton merupakan museum yang menyimpan berbagai koleksi milik kesultanan, termasuk pemberian raja-raja Eropa, replika pusaka keraton, dan gamelan. Dari segi bangunannya, keraton ini merupakan salah satu contoh arsitektur istana jawa yang terbaik, memiliki bairung-bairung mewah dan lapangan serta pavilun yang luas.

Keraton yogyakarta mulai didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono I beberapa bulan pasca Perjanjian Giyanti di tahun 1755. Secara fisik istana para Sultan Yogyakarta memiliki 7 kompleks inti yaitu Siti Hinggil Ler (Balairung Utara), Sri Manganti, Kedhaton, Kamagangan, Kamadhungan Kiduln (Kamadhungan Selatan), dan Siti Hinggil Kidul (Balairung Selatan). Selain itu Keraton Yogyakarta memiliki berbagai warisan budaya baik yang berbentuk upacara maupun benda-benda kuno dan bersejarah. Di sisi lain, Keraton Yogyakarta juga merupakan suatu lembaga adat lengkap dengan pemangku adatnya. Oleh karenanya tidaklah mengherankan jika nilai-nilai filosofi begitu pula mitologi menyelubungi keraton Yogyakarta.

 

 

 

BAB III

Taman Pintar

Terletak dikawasan pusat Kota Yogyakarta, sebuah wahana wisata baru untuk anak-anak yaitu Taman Pintar dibangun sebagai wahana ekspresi, apresiasi, dan kreasi dalam suasana yang menyenangkan. Dengan motto mencerdaskan dan menyenangkan, taman yang mulai dibangun pada tahun 2003 ini ingin menumbuhkembangkan minat anak dan generasi muda terhadap sains melalui imajinasi, percobaan, dan permainan dalamrangka pengembangan Sumber Daya Manusia Indonesia yang berkualitas. Didalam taman yang digagas oleh Wali Kota Yogyakarta, Henry Zudianto, SE.Akt, MM,  dan dibangun diatas lahan seluas 12.000 meter persegi ini, terdapat enam zona dengan bermacam wahana bermain dan belajar yang disertai alat peraga iptek.

Pembangunan Taman Pintar dimulai sejak Mei 2006 dan diresmikan pada 9 juni 2007 oleh gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sultan Hamengkubuwonw X, bersama dua mentri, yakni mentri riset dan teknologi (Menristek), Kusmayanto Kadiman, P.h.D. dan Mentri Pendidikan Nasional (Mendiknas), Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA. Pendekatan taman ini dalam menyampaikan iptek dilakukan melalui berbagai media dengan tujuan meningkatkan apresiasi, merangsang rasa ingin tahu, menumbuhkan kesadaran, dan memancing kreativitas anak-anak terhadap iptek.

Didalam taman yang dibangundengan biaya Rp. 53 Miliyar ini terdapat enam zona yang disesuaikan dengan sub-sub tema materi isi , antara lain Plyground area, Gedung PAUD barat dan Gedung PAUD timur, Gedung Oval Lantai 1, Gedung Oval Lantai 2, Gedung Kotak Lantai 1, Gedung Kotak Lantai 2 dan Gedung Memorabilia. Pada masing-masing zona memiliki berbagai wahana unggulan, antara lain Taman Bermain, Penjelajah Kecil, Petualangan Lingkungan, Titian Penemuan, Titian Sains, Jembatan Sains, indonesiaKu, Teknologi Canggih,dan Teknologi Populer. Masing-masing wahana meemililiki luas dan arsitektur bangunan yang mirip, tapi dari segi materi mempunyai karakteristiknyang berbeda-beda. Pengunjungpun akan merasakan kemiripan sekaligus perbedaan ketika memasuki masing-masing wahana taman ini.

Wahana taman bermain misalnya, selain dapat digunakan sebagai ruang tunggu dan ruang pubblic bagi pengunjung, juga dapat digunakan sebagai area bermain anak-anak guna menumbuhkan kecerdasan dan keterampilan. Anak-anak bisa belajar sains dengan gembira seperti pada permainan cakram warna, permainan air, dan dinding berdendang.

Selain itu, pada wahana Titian Penemuan pengunjung dapat mengetahui aneka penemuan (mulai dari penemuan roda, lampu, telepon sampai listrik), penciptaan, perkembangan sains dan implikasinya terhadap peradaban umat manusia. Wahana ini memiliki dua bagian, yaitu sejarah sains dan penemu besar dunia.

Wahana lainnya adalah titian sains yang memperkenalkan pembelajaran dengan metode ilmiah. Wahana ini memiliki dua bagian untuk anak-anak yang berminat pada penelitian, yaitu anjungan duga-duga yang memaparkan urutan langkah-langkah dalam metode penelitian tersebut. Selain itu, terdapat juga wahana Jembatan Pintar Sains untuk memperkenalkan ilmu-ilmu dasar seperti matematika, fisika, kimia, dan biologidungan penekanan pada penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Taman Pintar juga ingin mewujudkan salah satu ajaran Ki Hajar Dewantara yaitu Niteni : Memahami, Niroake : menirukan, Nambahi : Mengembangkan.

BAB IV

Candi Borobudur

Borobudur adalah nama sebuah candi buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang, 86 km di sebelah barat Surakarta, dan 40 km sebelah barat laut Yogyakarta. Terletak sekitar 40 km (25 mil) barat laut dari Kota Yogyakarta, Borobudur terletak diatas bukit pada dataran yang dikelilingi dua pasang gunung kembar ; gunung Sundoro-Sumbing di sebelah barat laut, dan Gunung Merbabu-Merapi disbelah timur laut, disebelah utaranya terdapat bukit Tidar, lebih dekat di sebelah selatan terdapat jajaran perbukitan Menoreh, serta candi ini terletak dengan pertemuan dua sungai yaitu Sungai Progo dan Sungaai Elo di sebelah timur. Menurut legenda Jawa, daerah yang dikenal sebagai dataran Kedu adalah tempat yang dianggap suci dalam kepercayaan Jawa dan di sanjung sebagai “Taman oulau Jawa” karena keindahan alam dan kesuburan tanahnya.

Candi berbentuk stupa ini di bentuk oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Monumen ini terdiri atas 6 teras berbentuk bujur sangkar yang diatasnya terdapat 3 pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan 2672 panel relief dan aslinya terdapat 504 arca Buddha. Stupa utama terbesar terletak di tengah sekaligus memahkotai bangunan ini, dikelilingi oleh tiga barisan melingkar 72 stupa berlubang yang di dalamnya terdapat arca buddha tengah duduk bersila dalam posisi teratai sempurna dengan muadra (sikap roda dharma).

Monumen ini merupakan model alam semesta dan dibangun sebagai tempat suci untuk memuliakan Buddha sekaligus berfungsi sebagai tempat ziarah untuk nafsu duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha.

Tidak ditemukan bukti tertulis yang menjelakan siapakah yang membangun Borobudur dan apa kegunaannya. Waktu pembangunannya diperkirakan berdasarkan perbandingan jenis aksara yang tertulis di kaki tertutup Karmawibhangga dengan jenis aksara yang lazim digunakan pada prasasti kerajaan abad ke-8 dan ke-9.

 

BAB V

       Malioboro

Malioboro adalah nama salah satu jalan di Kota Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga keperempatan Kantor Pos Yogyakarta. Jalan ini sangat terkenal dan menjadi ikon dari kota Yogyakarta. Nama Malioboro ini berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti karangan bunga. Konon jalan ini memang selaludi penuhi dengan bunga saat perayaan-perayaan atau upacara-upacara tertentu. Jalan Malioboro sangat terkenal sengan para pedangan kaki lima yang menjajakan kerajinan khas jogja dan warung-warung lesehan di malam hari yang menjual makanan gudeg khas jogja serta terkenal sebagai tempat berkumpulnya para seniman-seniman yang sering mengekspresikan kemampuan mereka seperti bermain musik, melukis, hapening art, pantomime, dan lain-lain sepanjang jalan ini. Dijalan ini juga masih berdiri bangunan-bangunan bersejarah pada jaman Belanda, seperti Tugu, Benteng Vredeburg, Monumen Serangan Oemoem Satu Maret.

              BAB VI

Museum Dirgantara

Museum Dirgantara adalah museum yang digagas oleh TNI AU untuk mengabadikan peristiwa bersejarah dalam lingkungan TNI AU, di kompleks pangkalan udara Adi Sutjipto Yogyakarata. Museum ini menyimpan sejumlah foto tokoh-tokoh sejarahserta diorama peristiwa sejarah. Sejumlah pesawat tempur dan replikanya juga terdapat di museum ini yang kebanyakan berasal dari masa Perang Dunia II dan perjuangan kemerdekaan, diantaranya :

  • Pesawat PBY-5A (Catalina).
  • Replika pesawat WEL-I RI-X.
  • Pesawat A6M5 Zero Zen buatan Jepang.
  • Pesawat pembom B 25 Mitchell, B 26 Invander.
  • Helikopter 360 buatan AS.

Museum ini sebelumnya berada di Jalan Tanah Abang  Bukit, Jakarta dan diresmikan pada 4 April 1869 oleh Panglima AU Laksamana Roesmin Noerjadin berkedudukan di Makowilu V Tanah Abang Bukit, Jakarta. Dengan pertimbangan antara lain bahwa Yogyakarta merupakan tempat lahir dan pusat perjuangan TNI AU periode 1945-1949 serta tempat penggodokan Karbol AAU, maka pada bulan November 1977 Museum di Ksatrian AAU di pangkalan Adi sutjipto, Yogyakarta, dan tanggal 29 Juli 1978 diresmikan sebagai Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala.

Kesimpulan

Dengan adanya pembuatan karya tulis ini kami dapat memperoleh manfaat yang akan kami jadikan bekal untuk kedepannya. Serta dalam pembuatan karya tulis ini membuat kami lebih terampil dan bertanggung jawab menyelesaikan tugas yang telah kami terima.

Dan dari beberapa objek yang telah kami kunjungi maka dapat kami simpulkan bahwa objek-objek itu mempunyai potensi dan manfaat dalam berpartisipasi pada pembangunan dewasa ini pada masa yang akan mendatang, khususnya di bidang pendidikan dan kebudayaan.

Masing-masing objek yang kami kunjungi mempunyai ciri khas masing-masing sehingga tiap-tiap objek mempunyai manfaat dan gaya guna yang lebih luas.

contoh recount text

New year with family
In the last vacation, I was bored at home. Then, my family has plan for a vacation in Jungleland Sentul. Previously we’ve been looking for in advance the price of admission and rides a vehicle that was there. The day before leaving, we prepare the goods that will be taken tomorrow. But, suddenly my father was sick and we cancel the vacation plan.
On the eve of the new year, I returned bored. Suddenly, my sister invited to the front porch of the house. Apparently there are my parents who was burning corn. The atmosphere was dull turned into a fun, we make bonfire, play fireworks, burning corn and sausage.The long-awaited moment arrived, the clock struck 12 midnight, fireworks were at the started. Fireworks in the sky was beautifful. Moreover, the beauty we enjoyed with family. We are very happy.